Minggu, 23 November 2014

PENGUMUMAN PEMENANG TRIWAY PUBLISHING AWARD

Tidak terasa perjalanan panjang menilai setiap naskah yang masuk telah usai. Kini, tim Triway Publishing Award telah mendapatkan sejumlah naskah yang layak untuk diterbitkan.

Adapun pemenang utama dari kompetisi ini adalah:
- Kategori Novel, dimenangkan oleh Riri S. dengan judul "Aku Bukanlah Rembulan"
- Kategori Puisi, dimenangkan oleh  nama pena Helena dengan judul "PERCA"

Sedangkan 20 naskah terbaik akan dihubungi secara personal oleh Dewan Juri dengan surat elektronik atau pesan singkat (SMS).

Setiap naskah yang dinyatakan lolos wajib melaksanakan hal-hal berikut:

1. Editorial Phase
Setiap naskah yang akan diterbitkan wajib melalui fase ini dimana pada tahap ini tulisan akan mengalami proses Proofread oleh Tim TRIWAY dan penulis akan diberi wewenang memperbaiki sendiri tulisan yang sebelumnya telah dikirimkan.

2. Contract
Pada fase ini dilaksanakan penandatanganan kontrak antara pihak TRIWAY dan penulis/author. Isi kontrak akan disesuaikan dengan kondisi dari penerbit dan penulis.

3. Publish
Setiap naskah yang siap cetak, akan diterbitkan oleh TRIWAY Publishing secara resmi.

Kamis, 07 Agustus 2014

LOMBA MENULIS TRIWAY PUBLISHING DAN PENGUMUMAN

Bagi penulis-penulis muda dan amatir, kompetisi menulis merupakan sebuah ajang yang dinanti-nantikan untuk menguji bakat yang dimiliki. Selain itu, menerbitkan buku bagi penulis amatir bukan merupakan hal yang mudah dan cenderung menjadi pemadam semangat mereka untuk terus berkarya. Berkaca dari pengalaman itu maka Triway Publishing mulai mengadakan award yang berusaha menjadi penyemangat bagi setiap penulis untuk tetap berkarya. Hadiahnya pun tidak terbilang besar, melainkan sebagai baterai seumur hidup yang dapat dimiliki seorang penulis untuk berkarya.

Ya... Kontrak penerbitan naskah bagi penulis dapat menjadi sebuah lecutan semangat bagi mereka untuk tetap berkarya dan tidak putus semangat. Tidak terasa, Triway Publishing Award 1 tinggal kurang dari 2 bulan lagi. Di akhir September 2014, lomba ini resmi akan ditutup dan secara langsung tertutuplah kesempatan bagi penulis-penulis untuk merubah karya-karyanya menjadi sebuah buku. Maka, bagi setiap pembaca dari blog ini yang memiliki rekan/saudara yang hobi menulis, bantulah mereka untuk tetap berkarya dan mengikuti ajang bergengsi ini.

Pengumuman dari lomba ini juga akan dilaksanakan di akhir Oktober 2014. Maka, tunggu apa lagi untuk menjadi penulis yang hebat?
Mari berkarya bersama Triway Publishing.

Senin, 07 Juli 2014

Seandainya Aku Boleh Memilih (A nouvel by Mira W)

Riri, gadis cantik yang sempurna hidupnya kembali membuat sejuta lelaki terpesona karena keanggunannya. Segala hal dapat ia peroleh dengan mudah, apalagi dengan tittle-nya sebagai seorang mahasiswi Kedokteran membuatnya menjadi idaman dimanapun berada. Namun, hidup tak selamanya indah. Adakalanya seseorang harus mengenyam saat-saat paling sulit di dalam hidupnya. Dari sekian banyak lelaki yang mengejarnya hanya Haris-lah yang mampu membuat hidupnya kalang kabut. Riri harus berjuang menyelamatkan nyawa seorang penyakitan seperti Bandi dari tindakan mereka. Kisah cinta yang memilukan dengan tema pengorbanan bagi setiap tokohnya membuat novel ini cocok bagi seorang melankolis.

Seperti novel-novel sebelumnya, Mira W senantiasa membuat kejutan di alur tulisannya. Tidak ada yang dapat menebak apa yang akan terjadi selanjutnya dalam kisah cinta segitiga ini. Dalam novel ini digambarkan juga pengkhianatan, pengorbanan, kesetiaan sekaligus dendam yang membuat novel ini semakin kompleks dengan problematika. Namun di balik itu semua novel ini mengajarkan keindahan berpikir dari setiap tindakan dan mengajarkan pembaca untuk bijak dalam bertindak. Sosok Riri yang antagonis sekaligus protagonis di novel ini membuat pembaca terkadang membenci sekaligus iba. Penokohan yang begitu melekat di setiap alurnya juga membuat pembaca tidak bosan untuk membacanya.

Novel yang telah mengalami cetakan keenam pada Agustus 2006 ini juga mengajarkan banyak aspek mengenai kebijakan bertindak bukan hanya dalam hal cinta. Novel ini menggambarkan musibah yang disebabkan karena adanya kesalahan dalam pola asuh anak yang menyebabkan berantakannya sebuah rumah tangga. Selain itu novel ini juga mengangkat rasa kasih sayang dan saling pengertian yang mungkin dapat dijadikan pelajaran berharga oleh setiap pembaca. Maka tidak heran jika novel ini begitu dicari walaupun novel ini dapat dikatakan novel yang jadul. Namun, jangan pernah menganggap jadul itu kuno dan ketinggalan zaman karena dalam novel ini Mira W mampu mengangkat masalah-masalah yang begitu dekat dengan kehidupan saat ini. Novel yang begitu menyentuh dengan alur yang sederhana tetapi menggugah, sangat pas dinikmati dikala senggang.

Oleh: Yelna Yuristiary
http://yuristiary.blogspot.com

Jumat, 04 Juli 2014

TANPA KATA

Sketsa rembulan di angkasa raya menampakkan senyum bulanannya kembali. Aku, Gio, kembali memainkan ujung bolpoin untuk menenangkan jiwaku yang baru saja di hantam gelombang terbesar yang pernah ada. Sudut mataku mengatakan pada dunia bahwa aku perlu untuk menata hati yang pernah kacau tak karuan. Namun, akal sehatku menentang itu.
Kini aku tengah duduk sendiri di dalam kesepian menunggu putusan antara perdebatan hati dan pikiran. Mungkin untuk kali ini aku harus mengikuti pikiranku yang memang sedang kacau. Menurutku, buat apa kita terus-terusan menata hati kalau nyatanya akan kacau kembali seperti sediakala. Biarkan saja semua berjalan apa adanya. Toh, tak ada yang tahu siapa aku dan mengapa aku ada disini.
Itulah pikiran yang sempat ada di benakku selama tiga tahun ini. Tanpa adanya satu titik terang, aku menganggap bahwa semua yang ada dalam hidup ini hanyalah takdir. Semuanya harus dijalani tanpa adanya sedikit perubahan dari skenario yang dibuat Tuhan. Ada kalanya aku merasa terasing dengan diriku. Aku sendiri tak mengerti mengapa aku bisa begini. Aku sama sekali tak memperhatikan segala yang ada di sekitarku. Aku hanya mengambil teori diam adalah emas. Seringkali aku tak ambil pusing dengan apa yang dikerjakan oleh orang lain. Aku santai dengan hidupku. Namun aku hening saat rasa takut mencekamku.
Lalu, apa yang dapat dilakukan teman-temanku? Mereka menganggap aku seperti biasanya. Dan kini itu yang terjadi padaku. Saat aku sempat kehilangan semangat hidup, mereka hanya bisa tertawa dengan lelucon konyol yang mereka buat beberapa waktu yang lalu. Aku tak habis pikir, mengapa hanya dengan satu lelucon mereka dapat tertawa selama kurang lebih 30 menit ini. Aku sendiri merasa heran. Namun setiap kali aku ingin menanyakan itu, lagi-lagi rasa itu kembali muncul. Aku merasa acuh tak acuh dengan semuanya. Masa bodoh dengan tawa. Kalau nyatanya hatiku kembali kacau seperti sediakala.
Kutatap langit malam ini. Tak ada bintang yang bersinar. Hanya ada senyuman dari dewi malam. Aku beranjak pergi meninggalkan kamar kost. Menapaki jalanan di sepanjang kota metropolitan ini. Di kiri kanan jalan terdapat banyak lampu yang berjejeran. Layaknya pengganti bintang-bintang di malam ini. Dan juga terdapat berbagai macam manusia di sini. Mereka keluar untuk mencari kesenangan dan menghilangkan rasa bosan yang menggelayuti jiwanya.
Begitu pun dengan aku. Berjuang di kota kecil ini untuk menamatkan studi untuk menyenangkan hati untuk sesaat. Aku ingin semuanya mengalir bagaikan air. Tanpa dihalang-halangi oleh batu-batu di tengah sungai. Tapi, itu tak mungkin. Ada seseorang yang pernah mengatakan padaku bahwa, “Hidup tak akan terasa berkesan apabila seperti jalan tol”. Aku mengerti maksud dari perkataannya, walaupun sedikit samar. Karena aku hanya mengambil kesimpulan dari satu pandangan.
Ya. Pandangan diriku sendiri. Tak lama lagi ujian pra semester akan dimulai. Aku merasa bosan dengan semua rutinitasku di tempat ini. Belajar, tidur, dan makan. Menurutku hanya itu-itu saja. Pikiran aneh mulai berkelebat di otakku. Aku harus mencari suasana baru untuk menanggapi hidup ini. Aku ingin mencari batu hambatan itu.
Ya. Aku benar. Hidupku akan terasa lebih berarti jika aku menemui hambatan. Tak seperti ini, baik-baik saja dengan segala kemungkinannya. Atau, apakah aku terlalu cuek untuk semua masalah yang menimpaku? Ah, lagi-lagi pikiran masa bodohku mulai berkembang.
Teman-temanku sepertinya telah mengetahui bahwa aku adalah tipe orang yang cuek dengan keadaan sekitar. Namun, aku sendiri tak mengetahui mengapa aku bisa demikian. Mungkin karena aku tak sempat memikirkan hal-hal seperti itu. Selama ini, yang ada di dalam pikiranku hanyalah sebuah langkah untuk menggapai cita-citaku. Dan, sepatutnya aku bersyukur karena semua yang aku inginkan terjadi.
Malah kini aku merasa bosan dengan hidupku sendiri. Aku ingin mencari suasana baru di kota baru. Dan aku memutuskan untuk pergi ke salah satu pelosok dunia yang kurang terjamah daerahnya. Dan aku akan menetap di sana. Sendiri. Aku akan mencoba untuk memulai sosialisasiku yang kurang sempurna dengan alam. Aku akan berusaha memahami alam ciptaan Tuhan ini.
Dan tempat itu adalah kota terpencil di tepi pulau yang aku diami ini. Aku akan mencoba untuk menjadi rakyat biasa yang tak begitu memperdulikan style. Aku mencoba untuk tergantung pada alam hingga akhirnya aku akan menemukan kebahagiaan di tempatku yang baru. Lagi-lagi pikiran aneh menggelayut di dalam benakku. Pergi? Hmm…mungkin ini bukan yang terbaik untukku saat ini. Namun, apa salahnya aku mencoba.
Sesaat kuhirup Dji Sam Soe yang tengah menyala. Kulangkahkan kaki menuju bis yang tak jauh dari pandangan mataku. Aku haru menjemput tas cangklongku jika aku tetap mau pergi dari kota ini. Di dalam bis, telah banyak kerumunan orang yang sedang menanti keberangkatan bis ini. Aku memilih untuk duduk di jok paling belakang, bersebelahan dengan seorang pemuda sebayaku yang sepertinya penampilannya tak terawat sama sekali. Baju kaos yang kumal membaluti tubuhnya, dan sepertinya ia sangat kelelahan. Aku mencoba menilik gayanya dalam keremangan bis kota ini.
Tak lama, supir mulai masuk dan menjalankan kendaraan ini. Aku terlelap sesaat di dalam bis ini hingga cahaya yang begitu terang meresap ke dalam pelupuk mataku. Kubuka mata dan, di hadapanku telah ada tiga orang lelaki yang bertubuh kekar dengan tampang yang bengis. Dan, salah satu dari mereka adalah pemuda yang duduk di sebelahku tadi. Ketika itu jua, aku merasa tali tambang mengikat tangan dan kakiku. Hh…
Seketika aku merasa takut dengan suasana seperti ini. Tak seperti biasanya, aku begitu ketakutan saat ketiga orang ini mengulitiku dengan pandangannya. Nyaliku seketika menciut dan akhirnya aku mendengar salah satu dari mereka mengatakan,
“Kamu Gio Siregar?” Sesaat aku hanya diam, dan kembali ia menanyakan hal itu kepadaku seraya menyodorkan pisau belatinya yang saat itu berkilat terkena cahaya neon dalam ruangan tanpa jendela ini.
“Hh…i…iya…Apa salahku?”
“Kamu anak Pak Irawan?” Tanya satu dari mereka yang tampangnya paling bengis kepadaku. Aku hanya diam. Tak ingin kembali mengorek luka lamaku dan mengakui lelaki bejat yang telah menyakiti ibu adalah ayahku untuk saat ini. Mungkin saja dia yang telah membuat aku ditahan oleh orang-orang ini, pikirku.
“Jawab!” bentak salah satu di antara mereka kepadaku. Seketika aku mencoba untuk berontak. Namun, apalah dayaku dengan tangan dan kaki yang terikat seperti ini. Hingga mereka naik pitam dan menghajarku habis-habisan.
Sebenarnya mereka sangat tidak adil jika mengadili aku dengan cara seperti ini. Dan setelah mereka puas memukuliku, mereka pergi ke salah satu ruang yang bersebelahan dengan tempatku. Di dalam sana entah apa yang mereka bicarakan. Sedangkan aku, di sini diam tanpa kata sembari menekuri lantai semen sambil menahan rasa sakit yang hampir menggerogoti sebagian besar wajahku.
Di sinilah aku merasa sangat kecewa dengan hidup. Ingin rasanya aku mengulang kejadian yang lalu. Ada baiknya aku mengindahkan saran Tito yang melarangku untuk pergi ke luar malam ini. Apa salahnya aku menyelesaikan makalah yang akan membawa kesuksesan kepadaku di hari nanti.
Namun, nasi telah menjadi bubur. Apa gunanya aku menyesali segala hidupku yang urak-urakan seperti saat ini? Toh, dari dulu aku tak pernah menghargai hidup ini. Aku tak pernah perduli dengan apa yang terjadi. Namun, saat ini aku benar-benar menyesal. Bagaimana caranya aku keluar dari masalah ini? Dan kembali hidup normal dengan teman-temanku. Dan, pastinya dengan menyelesaikan semua tugas yang telah dosen-dosen berikan kepadaku.
Sesaat kemudian, pintu tua yang tepat berada di hadapanku didobrak oleh sekelompok orang. Setelah aku amati betul dengan mata yang nanar, sepertinya keberuntungan ada di pihakku saat ini. Sekumpulan polisi bersenjatakan lengkap berdiri dan mengarahkan pistolnya ke segala arah. Mewaspadai ada ancaman dari berbagai pihak. Dan, salah satu dari polisi itu berjalan ke arahku dan melepaskan tali tambang itu dari tangan dan kakiku.
Aku sedikit lega saat mereka berpencar ke segala arah dan akhirnya ketiga orang yang menyiksaku tadi ditangkap oleh polisi ini. Kami berempat dibawa ke kantor polisi untuk diusut perkaranya. Di tengah perjalanan aku mulai membuka pembicaraan kepada salah seorang anggota polisi itu. Dan, setelah berbincang agak lama, kami sampai kepada topik tentang pembunuhan yang telah dilakukan komplotan orang tersebut.
“Dia telah membunuh Insinyur Irawan dua minggu lalu.” Tutur polisi muda itu. Seketika langit serasa akan runtuh di atas ubun-ubunku. Mataku yang nanar karena dipukul oleh mereka serasa bertambah sakit. Batinku menjerit…“Apa? Irawan?”
Aku terdiam sesaat dan tak terasa butiran bening mengalir jua di pipiku. Orang yang telah lama aku benci, ternyata sudah tak ada lagi di dunia yang fana ini. Menyesal rasanya aku membenci ayahku sendiri. Bagaimanapun IRAWAN ayahku. Di dalam darahku ada nafasnya. Orang yang pernah menemaniku bermain mobil-mobilan ketika aku masih kanak-kanak. Orang yang mengajariku bagaimana menjadi seorang anak lelaki yang tangguh. Dan masih banyak yang ia ajarkan kepadaku.
Tapi sekarang, ia pergi setelah meninggalkan luka yang mendalam kepada ibu dan aku, anaknya. Ia pergi dan tak akan kembali. Hingga aku dan ibu harus menjalani hari-hari seperti biasa, tanpa ayah. Semenjak kejadian itu, barulah aku menyadari arti pentingnya memaknai hidup dan memperjuangkannya. Aku tak mau sekali lagi jatuh di jurang yang sama. Menyesal. Apalagi kalau bukan menyesali perbuatan. Karena, manusia yang paling beruntung adalah manusia yang menjalani hidupnya dengan usaha yang maksimal, sehingga tak ada penyesalan di akhir waktunya.***

Senin, 30 Juni 2014

PERGANTIAN MATAHARI

Kutatapi wajahnya sejenak penuh tanya
Apakah ia akan mengutarakan kegalauan yang terus ada?
Atau, ia masih saja menimbun dedaunan layu?
Membuatku menanti dengan dungu
Pergantian matahari kini tengah kunanti
Tapi tak kunjung tibanya ia ke muka bumi
Apa yang terjadi?
Di rimba kabut pagi yang kelam
Di hamparan padang yang telah gersang
Gersang dengan kelamnya malam yang senantiasa datang dan abadi
Kapan pergantian matahari?
Desiran angin pun menanti
Kicauan burung pun mogok karena ini
Apakah aku akan selalu di tengah rimba kelam dua sisi?
Antara harapan dan kekecewaan
Antara kemenangan dan kekalahan
Antara kejujuran dan kemunafikan
Kapan matahariku berganti?
Aku tengah menanti dan menanti
Di kota kelam yang pernah cerah dengan sinarmu

Oleh : Yelna Yuristiary
Mahasiswi jurusan Teknik Sipil UI

Biarkan Saja!

Bersama dari simpulan aurora di sela senja
Terajut bersama bulir-bulir kerinduan
Mereguk mimpi bersama
Mengalunkan malam yang tlah lalu
Aku berdiri terpaku
Nyalang mata menerobos sela kehidupan
Panas tanpa hujan tak lagi dipedulikan
Biarkan saja malam diam
Biarkan saja angin runtuh
Biarkan saja amarah retak
Kulampiaskan jauh-jauh mereka jauh
Biar saja jauh biar tak kulihat
Semua berawal dari siluet dibungkus malam
Bersama dedaunan yang terbuang
Meniti paku-paku hidup yang dalam
Biar saja
Karena ku tak tahu
Karena ku menyerah
Karena ku tak acuh

Oleh: Yelna Yuristiary

Penerbitan Indie dan Penerbitan Major

Buku merupakan muara akhir sebuah kegiatan menulis. Pendapat itu mungkin ada benarnya. Karena sebuah buku akan mendokumentasi tulisan dengan rapi, menarik dan cukup aman. Buku akan bermanfaat buat penulis dan juga pembaca lainnya.
Bagi sebagian orang memiliki buku karya sendiri menjadi dambaan atau impian. Ada yang hanya sebatas angan-angan panjang. Ada yang meraihnya dengan bekerja keras.
Kalau dulu impian di atas mungkin merupakan hal yang amat sulit untuk diwujudkan dalam kenyataan. Hal itu karena teknologi informasi belum semaju seperti sekarang. Sebaliknya sekarang, melalui jalur penerbitan indie- hampir dapat dikatakan setiap orang yang mempunyai tulisan dapat menerbitkan buku sendiri. Melalui jasa penerbit indie-dengan gratis maupun sejumlah biaya- seseorang dapat menerbitkan buku karyanya.
Penerbit Mayor
Banyak penulis pemula, yang ingin tulisannya diterbitkan ke penerbit mayor. Hal itu wajar adanya. Namun yang perlu diperhatikan, sudahkah kualitas tulisan memenuhi kriteria yang diinginkan penerbit tersebut?
Penerbit Mayor -setahu saya- biasanya akan menerbitkan sebuah buku, mencetak, dan mengedarkannya ke toko-toko buku, tulisan seseorang dengan biaya sepenuhnya ditanggung penerbit tersebut. Bahkan penerbit tersebut akan memberikan royalti terhadap penulis buku tersebut. Mengingat biaya yang tidak sedikit yang harus dikeluarkan oleh penerbit. Wajar saja jika penerbit menginginkan sebuah buku yang bermutu. Sekali lagi bermutu.
Penerbit tidak mau merugi hanya karena sebuah buku yang tidak bermutu. Buku dengan kualitas semacam itu-biasanya-tidak akan laku. Teronggok sepi di rak buku.
Buku yang bermutu dihasilkan dari tulisan yang bermutu juga. Tulisan yang bermutu ditulis oleh penulis yang bersungguh-sungguh mengasah kemampuan menulisnya sehingga menjadi penulis yang disiplin, menaati aturan, menaati Dead Line, dan seterusnya. Penulis semacam itu yang dapat dikatakan sebagai penulis profesional.
Penerbit Indie
Bagi penulis pemula-biasanya-akan menerbitkan tulisannya secara indie dengan bantuan jasa penerbit indie. Buku dengan kualitas apapun biasanya akan mudah untuk terbit karena yang menerbitkan dirinya sendiri meskipun melalui jasa penerbitan indie. Meskipun indie biasanya buku tersebut memiliki ISBN. Tampilannya tidak akan jauh berbeda dengan buku yang diterbitkan major.
Sebagai pendukung buku yang terbit indie, biasanya akan dilakukan launching buku, dan promosi buku oleh penulisnya. Hal itu akan membantu mendongkrak penjualan buku.
Berbeda dengan penerbit major yang biasanya langsung cetak massal, penerbit indie-biasanya cetak dengan sistem POD (Print on Demand), yakni cetak berdasarkan permintaan. Bisa satu buah buku, bisa juga dalam jumlah yang banyak.
Di era sekarang, mungkin masalah mayor atau indie bukanlah hal yang terlalu utama. Adanya kemajuan teknologi informasi dapat membuat buku indie tidak kalah dengan buku mayor.
Hal yang penting-barangkali-pada mutu dan manajemen buku. Buku yang bermutu didukung manajemen penjualan yang profesional. Dengan tampilan yang dapat dikatakan sama, pembaca tidak akan terlalu mempermasalahkan penerbit indie atau penerbit major. Pembaca akan mencari buku yang bermutu, entah siapapun penerbitnya. Itu-mungkin-kuncinya.

Sumber: Agus Pribadi, http://media.kompasiana.com/buku/2012/07/22/penerbit-mayor-vs-penerbit-indie-478993.html

MANFAAT MENULIS

Menulis tidak dapat dikatakan sebagai sebuah hobi karena pekerjaan ini sering dilakukan oleh sebagian besar orang. Menulis memiliki manfaat yang sangat banyak, seperti:

1. Mencegah kepikunan
Menulis identik dengan cara mencegah kepikunan. Menulis diibaratkan sebagai olahraga yang sangat dibutuhkan otak. Sama halnya dengan olahraga lainnya, menulis membuat neuron-neuron otak bekerja dan tidak pernah mati sehingga kepikunan dapat diminimalisir dengan kegiatan ini. Otak seorang penulis cenderung lebih sulit rusak dibanding otak seseorang yang tidak menulis.

2. Instrumen perekam jejak sejarah
Menulis adalah bukti asli dari berbagai jenis jejak sejarah yang ada. Hampir semua catatan sejarah diperoleh dari analisis hasil tulisan-tulisan yang diperoleh, baik itu dari prasasti maupun batu bertulis. Jika kalian bukanlah anak seorang raja, maka menulislah untuk tetap dikenang sejarah.

3. Instrumen menjaga ilmu dan menyebarkannya secara luas
 Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menyebarkan ilmu secara luas adalah dengan sebuah tulisan. Tulisan adalah salah satu media yang tak lekang dimakan zaman. Sebarannya pun tidak terbatas pada ruang dan waktu.

4. Media dakwah
Hampir seluruh agama memiliki kitab suci. Kitab suci merupakan sebuah tulisan yang ada sejak dahulu kala dan dijadikan media dakwah dari satu generasi ke generasi lainnya.

5. Media belajar
 Seorang penulis akan selalu belajar menemukan ketajaman dari tulisan-tulisannya. Intelektualitas sangat dibutuhkan oleh seorang penulis karena tulisan tanpa intelektualitas lama kelamaan akan menjadi tulisan kosong yang tidak berarti.

6. Sumber produktivitas
 Sumber produktivitas yang terlihat nyata adalah sebuah tulisan. Khususnya bagi penulis ternama, tulisan dapat menjadi pundi-pundi uang tersendiri karena tulisan bagi mereka sama berharganya dengan aset.

7. Membentuk pribadi yang bijak dan santun
 Penulis adalah tipikal seorang pemerhati. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, penulis cenderung akan memerhatikan kondisi hati orang lain sehingga ia akan lebih bijak dalam menanggapi orang.

8. Menumbuhkan ide-ide baru
 Menulis adalah kunci produktivitas dari seseorang karena dalam menulis, ide-ide akan selalu bermunculan.

9. Sebagai media komunikasi terbaik
 Media komunikasi terbaik adalah tulisan karena si pembaca secara terpaksa harus menyelesaikan isi bacaannya sebelum mengomentari permasalahan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu kecenderungan mis-komunikasi dapat diminimalisir.

10. Melatih diri untuk menerima kritik yang konstruktif

CARA MENERBITKAN BUKU DI TRIWAY PUBLISHING

Menerbitkan buku di TRIWAY Publishing memiliki nilai tambah yang sedikit berbeda dengan penerbitan-penerbitan lainnya. Di TRIWAY Publishing kalian dapat menerbitkan buku sembari membantu teman-teman kita yang ada di pelosok daerah terpencil dengan Program Plus Untuk Negeri (salah satu program hibah buku) yang ada di Indonesia.

Bagi para penulis yang ingin menerbitkan buku-bukunya di TRIWAY Publishing dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. REGISTRASI. Pada proses registrasi ini, penulis dapat mendaftarkan Nama-Judul Buku-Jenis Buku (Novel/Cerpen/Kumpulan Puisi) ke alamat email triwaypublisher@gmail.com atau SMS 0856 9232 4827

2. PENGISIAN TEMPLATE NASKAH DAN PENGIRIMAN NASKAH. Setelah dilakukan registrasi, pihak TRIWAY Publishing akan mengirimkan template pendaftaran naskah kepada penulis dimana nantinya penulis wajib mengisi form tersebut dan mengirimkan naskah beserta form isian tersebut ke email triwaypublisher@gmail.com.

3. PROOFREAD. Pihak TRIWAY akan membaca/mengedit/mendesain cover (jika belum ada cover) dari buku dari penulis, kemudian mengirimkannya kembali untuk dicek apakah naskah tersebut siap untuk dicetak atau tidak. Setelah penulis menyatakan bahwa tulisan ini dapat segera dicetak, maka mulai dilakukan MoU antara pihak TRIWAY Publishing dan penulis.

4. TERSEDIA. Setelah dilakukan proses ini, maka bukumu sudah siap untuk dipasarkan. Karena TRIWAY Publishing merupakan perusahaan penerbitan indie, maka segala jenis usaha pemasaran dan penjualan dilakukan oleh penulis. TRIWAY hanya membantu penulis dalam melakukan publikasi buku selama 10 hari setelah proses PROOFREAD OK. Setelah itu promosi buku dapat dilakukan oleh penulis. Penerbit juga membantu menjual buku penulis di website TRIWAY Publishing selama 2 bulan.

5. CETAK. Penulis yang berminat membeli bukunya untuk konsumsi pribadi/promosi wajib membayar harga buku kepada penerbit, dimana royalti baru akan diberikan dalam rentang waktu 2 bulan sekali kepada penulis.

Selain mengikuti langkah-langkah tersebut, pihak TRIWAY Publishing memiliki beberapa ketentuan dalam sistem upload naskah. Adapun beberapa ketentuan tersebut adalah:

1. Perlu diketahui bahwa TRIWAY Publishing saat ini menerima naskah berupa karya novel, kumpulan cerpen dan kumpulan puisi.

2. Adapun jumlah minimal masing-masing tulisan adalah sebagai berikut:
    a. Kumpulan Cerpen: min. 80 halaman, spasi 1,25. Times New Roman, 12 pt.
    b. Novel: min. 120 halaman, spasi 1. Times New Roman, 12 pt.
    c. Kumpulan Puisi: min. 50 halaman, spasi 1,25. Times New Roman, 12 pt.

3. Hasil karya yang akan diterbitkan merupakan hasil karya asli/orisinil dan bukan merupakan hasil plagiat (dibuktikan dengan surat pernyataan dengan materai Rp 6.000,-)

4. 5% dari keuntungan penjualan buku akan disumbangkan ke Program Plus Untuk Negeri.

5. Biaya penerbitan buku (termasuk: desain cover dan pengurusan ISBN) untuk masing-masing buku dikenakan charge sebesar Rp 400.000,-/judul.

6. Pihak penerbit dan penulis kelak akan memiliki suatu kontrak perjanjian yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana kontrak ini berisi pembagian royalti antar penulis dan sharing yang dilakukan dengan penerbit.

TRIWAY PUBLISHING AWARD

Menulis merupakan sebuah jalan bagi umat manusia untuk tetap eksis. Menulis memiliki hubungan yang sangat erat dengan produktif. Penulis yang akan tetap eksis adalah penulis yang produktif atau penulis yang memiliki mahakarya yang luar biasa. Namun, pada umumnya seorang penulis yang jenius akan melahirkan tulisan-tulisan yang brilian setelah ia menulis sekian lama. Menulis sama dengan berenang. Latihan adalah kuncinya. Salah satu motivasi terbesar bagi seorang penulis adalah melahirkan tulisan-tulisannya menjadi sebuah buku.

TRIWAY Publishing yang merupakan sebuah indie publishing house mengadakan sebuah lomba untuk para penulis. TRIWAY Publishing Award yang diadakan pada tahun ini merupakan ajang penghargaan pertama yang diadakan pihak TRIWAY. Adapun tema TRIWAY Publishing AWARD 2014 adalah:

"Buku, Pesta dan Cinta"

Adapun kategori dalam ajang ini terbagi menjadi dua bagian, yakni:

A. NOVEL
Kategori ini akan menyeleksi sejumlah penulis dengan karya novel yang dimilikinya. Adapun syarat dan ketentuan mengikuti lomba ini adalah:
a. Penulis merupakan Warga Negara Indonesia.
b. Novel memiliki tema yang sama dengan tema  TRIWAY Publishing Award 2014.
c. Tulisan tidak mengandung SARA dan hal-hal yang dapat mengancam ketahanan berbangsa dan bernegara.
d. Karya novel terdiri dari 100 halaman Ms. Word dengan spasi 1,5 dan margin normal.
e. Font cerpen Times New Roman, 12 pt.
f. Penulis wajib meng-invite 20 orang teman untuk memberikan like di page https://www.facebook.com/pages/Triway-Publishing-TM/814087821948434?sk=timeline
g. Penulis wajib menjadi follower Twitter dengan akun @YelnaYYY

B. KUMPULAN PUISI
Kategori ini akan menyeleksi sejumlah penulis dengan karya puisi yang dimilikinya. Adapun syarat dan ketentuan mengikuti lomba ini adalah:
a. Penulis merupakan Warga Negara Indonesia (dapat perorangan/ kelompok)
b. Kumpulan puisi memiliki tema yang sama dengan tema  TRIWAY Publishing Award 2014.
c. Tulisan tidak mengandung SARA dan hal-hal yang dapat mengancam ketahanan berbangsa dan bernegara.
d. Kumpulan puisi terdiri dari 80 halaman Ms. Word dengan spasi 1,5 dan margin normal dan sekurang-kurangnya 50 judul puisi.
e. Font Times New Roman, 12 pt.
f. Penulis wajib meng-invite 20 orang teman untuk memberikan like di page https://www.facebook.com/pages/Triway-Publishing-TM/814087821948434?sk=timeline
g. Penulis wajib menjadi follower Twitter dengan akun @YelnaYYY

Seluruh hasil karya dapat dikirimkan melalui email: yelnaccmd@gmail.com atau triwaypublisher@gmail.com
SUBJEK: TPA_NOVEL/KUMPULAN PUISI_NAMA

Jangan lupa sertakan Biodata Penulis pada attachment email dan surat pernyataan (dengan materai Rp 6.000,-) yang menyatakan bahwa karya anda asli/orisinil dan bukan merupakan hasil plagiarisme. Adapun file yang wajib dikirim:
   1) Karya
   2) Biodata
   3) Surat Pernyataan Karya Asli/ Orisinil
   4) Scan KTP

Adapun royalti dari penerbitan masing-masing karya akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak TRIWAY Publishing Award dalam tahap sign kontrak kerjasama.

PRIZE:
Pemenang Utama masing-masing kategori akan mendapatkan KONTRAK PENERBITAN KARYA

20 Tulisan Terbaik (10 karya dari masing-masing kategori) akan mendapatkan voucher penerbitan Rp 100.000,-

CP : TRIWAY Publishing (0856 9232 4827)
Deadline: 30 September 2014
Pengumuman Lomba: Akhir Oktober 2014 (melalui website Triway Publishing)

Sabtu, 28 Juni 2014

PENERBITAN TRIWAY

Terkadang menulis membutuhkan semangat baru untuk tetap menulis. Salah satu bentuk semangat yang dimiliki seorang penulis adalah ketika hasil tulisannya dibaca oleh orang lain. Di era ini, sudah banyak penerbitan indie yang hadir dan menawarkan jasa penerbitan lengkap dengan desain cover buku. Ada beberapa juga yang menawarkan jasa pembuatan ISBN dari buku-buku yang diterbitkan.

Perlu diketahui oleh setiap penulis, khususnya pemula, nomor ISBN sangat penting bagi kita untuk menghindari diri dari kegiatan plagiat. Buku yang memiliki nomor ISBN akan diakui secara hukum dan jika ada seseorang yang menjiplaknya dapat dikenai sanksi. ISBN bagi sebuah buku sama seperti hak cipta. Maka, lindungilah hak cipta kita sedini mungkin.

TRIWAY Publishing mengusung sebuah bentuk penerbitan buku yang tidak biasa. Penerbitan ini dibentuk dari semangat sosial dan perubahan yang tinggi untuk masyarakat Indonesia. 5% keuntungan yang diperoleh oleh TRIWAY Publishing akan disumbangkan ke Program Plus Untuk Negeri, dimana program ini merupakan program hibah buku ke daerah-daerah terpencil.

Sebuah langkah kecil untuk perubahan Indonesia yang lebih baik. Hibah buku dan menulis buku menjadi sebuah jalan singkat bagi bangsa ini untuk mengukuti arus globalisasi yang tengah menghadang.